Aku homeshick. Pengen pulang, tapi osce ini membuatku gila. Kangen hamparan sawah, langit oranye di sore hari, dan sunset yang bisa langsung dilihat dari depan kamarku. Tinggal sediakan teh anget dan camilan sambil duduk duduk di balkon. Satu lagi, aku kangen si pendiam dan si jahil.
Rama. Nama panggilanya rama,singkatan dari Ramadhan. Yang sering saingan sama bapak, yang suka dipanggil dengan sebutan “Romo”. Dia lahir tepat 4 hari sebelum lebaran, saat orang orang bersuka cita menyambut lontong opor di meja, kami sekeluarga berbahagia double, untuk janin yang dikandung ibu, dan untuk lontong opor. Dia lahir premature dengan mata yang sipit dan kulit putih, otomatis sering dipanggil “anak cina” dikeluarga kami. Sontak dia pasti bilang
“ aku anak jawaaaaa”.
“ hahahaha…”
Gelak tawa. Sering dia buat heboh, mencairkan suasana. Yang sebelumnya canggung, sedater es, mencair dan lumer menjadi air. Mengalir. Dia pernah spontan triak,
“ Waah, mbaknya itu g nutup aurat mbak, keteknya kelihatan tuh. “
“Ehhh, jangan keras keras. Hati hati ngomongin orang”
“tapi beneran, perempuan kok kalau keluar rumah g pake baju panjang.”
“Sstttt..”
Dia masih kelas satu SD. Dia ngomong apa yang dia tau, tak peduli orang disekitarnya akan tersinggung atau mungkin tertawa. Dia Cuma tau sekelumit tentang perasaan orang, yang dia tau, orang senang akan tertawa, dan yang sedih akan menagis.
Dia protes. Selalu protes. Dan sering Tanya mengapa begini mengapa begitu. Dan g akan berhenti sampai orang yang ditanyain g bisa jawab lagi. Dan oh ya, dia suka sekali makan telur, hamper setiap pagi , ada dua hal yang g pernah absen, telur dan spongebob.
Aku bingung ketika suatu saat dia tiba tiba nanya.
“ mbak cin, besok mau jadi dokter ya?”
“ iya, ini masih belajar sekarang. Makanya kamu juga harus rajin belajar biar pinter”.
“Tapi aku g mau jadi dokter. Aku mau jadi ahli IPA”.
“hahaha, Kenapa g mau jadi dokter?”
“ Dokter itu bohong. Masa aku sesak Cuma dikasih obat alergi terus. Ya kapan sembuhnya.”
Diam. Aku Cuma bisa diam. Rama memang paru parunya sakit. Entah kenapa, bronkus , saluran paru parunya selalu terisi oleh lendir. Yang akan bertambah banyak jika dia sakit pilek atau batuk. Dan dia selalu ada waktu drop setiap bulanya. Jangan salah sangka, keluarga kami sudah membawa nya ke dokter senior terbaik di jogja. Seorang spesialis paru paru. Itu pun, Dokter tak tahu penyebab meningkatnya jumlah lender lender itu. Dan dokter tau cara gampang untuk memberi tahunya,
“ Idiopatik”
Istilah ketika kau tak tahu penyebabnya apa.
Kadang tak tega melihatnya sesak. Tak bisa tidur dan merengek di malam hari. Bersahabat dengan lender dan tisu tisu itu, taka da yang mau bukan? Dan dia Cuma seorang anak kecil, yang Cuma tahu bahwa di dalam paru parunya banyak lender. Dan dia tahu, bahwa dia sulit untuk sembuh.
Calon dokter. Kamu tahu. Dia tahu. Kakaknya nanti akan menjadi seorang dokter, orang yang dia bilang pembohong karena tak bisa menyembuhkan sakitnya. Sedih sangat. Itu rasanya seperti koki yang ketika ibunya membutuhkan bubur karena sakit, dia tak tahu resepnya. Atau seorang arsitek, yang tak punya ide bagaimana membuat rumah untuk keluarganya sendiri. Saat ini juga aku sadar, kenapa tuhan memberiku jalan untuk sebuah profesi ini, bukan menjadi ahli kimia seperti obsesiku dulu. Tapi suatu saat mungkin dia akan mengerti, atau bahkan akan berprofesi sama dan akan menjadi teman sejawat kakaknya. Who knows?:)
0 comments:
Posting Komentar