Malam takbiran dan insya allah sholat ied pertama ndak bareng bapak, ibu sama adek.

Alhamdulillah masih bisa ndenger takbiran :)

Ndak papa

Ada kalanya, saat menginginkan sesuatu saat itu juga. Sangat sangat ingin sampai semua daya sudah diupayakan, tapi ndak ada artinya kalau allah belum ridho.

Ya sudah ndak papa,
Mungkin allah akan mengganti waktunya dengan yang lebih baik :)

Jangan sampai, waktu kita sia sia, karena niat kita yg salah.

Terima kasih banyak sudah menempatkan saya di sini ya allah,

Happiness is

Bisa sedekah senyum setiap pagi disambi kuvs. Ngucapin selamat pagi, dan disenyumin balik. Bisa dapet cerita macem macem walaupun diawali sekedar nanya kabar, dari yang cuma jawab sekedarnya sampe curhat anak dan keluarganya.

Happiness is. .

Masih bisa bersyukur meskipun lagi terasa sempit.

Selamat pagii :)

Dua bulan ini pasiennya cewek semuaaa...tebak lagi di departmen apaa?

Cerita ini, kebetulan dibaca pas pagi pagi, sambil sarapan.
Bagus banget, sampai sampai brangkat koas sambil "mbrambangi ".

Kisah dari kejadian nyata

Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.

Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.

Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.

Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.

Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.

Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.

Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?

Aku menjawab: Benar.

Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!

Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.

Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu.

Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.

Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.

Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka'bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.

Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur'an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:

(وكان فضل الله عليك عظيما)

"Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar". (An Nisa': 113)

Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.

Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضي)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.

Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.

Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku.

Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara? Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tompangi.

Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.

Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku.....

Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.

Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.

Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.

Akhirnya.....aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu.

Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.

Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku.

Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.

Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.

Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.

Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah.

Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan "Selamat, anda hamil!"

Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.

Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.

Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.

Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan.

Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.

Aku dikagetkan dengan pernyataannya: "Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?

Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?

Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.

Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.

Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضى)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )

"Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur: 48)

Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.

Panik

Mengendalikan masalah apapun harus diawali dengan Mengendalikan diri, usahakan tenang tidak panik atau emosional, perbanyak zikir atau doa.
Aa gym

Dikirimi sms ini ketika panik dipanggil ujian
Ini cuma contoh,
Ndak usah ngeluh pun, Allah sudah tau apa yang dirasakan hambanya, yang paling cepat dan tanggap ngasih tangan tanganya dari mana aja.

Jangan takut, dimanapun kapanpun, Allah yang paling tau yang kamu butuhkan  :)

Turning Point

This is my turning point.
My friend said in her blog.

Umur 20tahunan.
Akan banyak hal tentang mencari.
Mencari jati diri, mencari profesi, mencari teman hidup juga misalnya #hihihi
dan, semuanya akan dimulai dengan pertanyaan kenapa? Kenapa saya harus milih ini, kenapa saya harus di sini? kenapa saya harus capek capek disini?

Bisa jadi, akan ada orang yang membuat jalannya cukup mengalir. Tanpa banyak pertanyaan, cukup jalan saja, cukup diangkat saja kakinya.

Setelah bertanya tanya kenapa. Saya sudah sampai disini. Saya harus melangkah kemana lagi, saya ambil jalan yang mana. Akhirnya saya ketemu jawabannya.

"Asalkan Dia suka, asalkan Dia ridho, jadi saya akan ambil jalan itu."

Turning point.

dari tumblr :)









First












Dad is a son’s first hero and a daughter’s first love


Ps : Repost from tumblr )

Ketika para perempuan meributkan siapa cinta pertamanya, tanpa disadari para perempuan sudah memilikinya, tanpa disadari dan tanpa bisa memilih :)

23 yo :))

Saya bersyukur, nikmat-Nya tak pernah lepas dalam waktu 23 tahun.  Dengan banyak kesalahan yang saya perbuat, Dia yang paling setia mendengarkan, kapanpun dimanapun. Sesuka hati saya datang, dan saya sangat menyesal, kadang saya pergi, melupakan.  Dia yang merangkul mimpi-mimpi saya, membuatnya menjadi nyata, walaupun tidak selalu sejalan, mimpi saya tetap terwujud, dengan polesan tangan-tangan Nya, dan menjadi beginilah saya sekarang. Dan saya maasih saja bersyukur, karena sampai detik ini, Dia membiarkan saya memiliki pagi dengan mimpi-mimpi baru.
Seharusnya saya tidak harus bersedih, dengan berkurangnya umur ini, semakin berkurang akan semakin dekat pertemuan dengan Nya, begitu bukan?
Tapi saya tidak percaya diri untuk yang satu ini, apa saya sesungguhnya benar benar ditrima oleh Nya? Atau saya hanya bertepuk sebelah tangan, a'udzubillahimindzalik..
Harapan saya, jangan pernah acuhkan saya. Plis..
Itu akan menjadi hal yang paling menyedihkan, jika tujuan saya pergi, lantas saya harus kemana?

Akan segera menjadi 23 tahun, kesempatan datang kembali, semoga saya semakin berlari,
Terima kasih banyak, sudah memberikan banyak hadiah orang-orang terbaik disekitar saya, setiap hari :)

Engkau, wahai dzat yang sangat mengerti bagaimana saya, tidak ada lagi yang saya minta, lebih dari cukup untuk hari hari kemarin, Terima kasih telah membiarkan saya tertawa, tersenyum, kadang mengeluh, kadang menangis, bersemangat, kecewa, patah hati, jatuh cinta, rasa nyaman, rasa aman, kasih sayang,  rasa lapar dan haus, Terimakasih untuk profesi yang banyak menyadarkan saya, terima kasih untuk tidak membiarkan saya jauh di negeri sakura, Terima kasih untuk mebiarkan saya utuh sampai detik ini, Terima kasiiiih. I love you so much in my '23' Years Old :))

Contemplation

"My name is Cassie, I am 23 years old. I graduated as a qualified nurse this year and was given my first position as a home nurse.

My patient was an English gentleman in his early 80s who suffered from Alzheimer’s. In the first meeting, the patient was given his record and from it I could see that he was a convert to the religion of Islam, therefore he was a Muslim.

I knew from this that I would need to take into account some modes of treatment that may go against his faith, and therefore try to adapt my care to meet his needs. I brought in some ‘halal’ meat to cook for him and ensured that there was no pork or alcohol in the premises as I did some research which showed that these were forbidden in Islam.

My patient was in a very advanced stage of his condition so a lot of my colleagues could not understand why I was going through so much effort for him. But I understood that a person who commits to a faith deserves that commitment to be respected, even if they are not in a position to understand.

Anyway after a few weeks with my patient I began to notice some patterns of movement.

At first I thought it was some copied motions he’s seen someone doing, but I saw him repeat the movement at particular time; morning, afternoon, evening.

The movements were to raise his hands, bow and then put his head to the ground. I could not understand it. He was also repeating sentences in another language, I couldn’t figure out what language it was as his speech was slurred but I know the same verses were repeated daily.

Also there was something strange, he didnt allow me to feed him with my left hand (I am left-handed).

Somehow I knew this linked to his religion but didn’t know how.

One of my colleagues told me about paltalk as a place for debates and discussions and as I did not know any Muslims except for my patient I thought it would be good to speak to someone live and ask questions. I went on the Islam section and entered the room ‘True Message’.

Here I asked questions regarding the repeated movements and was told that these were the actions of prayer. I did not really believe it until someone posted a link of the Islamic prayer on youtube.

I was shocked.

A man who has lost all memory of his children, of his occupation, and could barely eat and drink was able to remember not only actions of prayer but verses that were in another language.

This was nothing short of incredible and I knew that this man was devout in his faith, which made me want to learn more in order to care for him the best I could.

I came into the paltalk room as often as I could and was given a link to read the translation of the Quran and listen to it.

The chapter of the ‘Bee’ gave me chills and I repeated it several times a day.

I saved a recording of the Quran on my iPod and gave it to my patient to listen to, he was smiling and crying, and in reading the translation I could see why.

I applied what I gained from paltalk to care for my patient but gradually found myself coming to the room to find answers for myself.

I never really took the time to look at my life; I never knew my father, my mother died when I was 3, me and my brother were raised by our grandparents who died 4 years ago, so now its just the two of us.

But despite all this loss, I always thought I was happy, content.

It was only after spending time with my patient that felt like I was missing something. I was missing that sense of peace and tranquility my patient, even through suffering felt.

I wanted that sense of belonging and a part of something that he felt, even with no one around him.

I was given a list of mosques in my area by a lady on paltalk and went down to visit one. I watched the prayer and could not hold back my tears.

I felt drawn to the mosque every day and the imam and his wife would give me books and tapes and welcome any questions I had.

Every question I asked at the mosque and on paltalk was answered with such clarity and depth that could do nothing but accept them.

I have never practiced a faith but always believed that there was a God; I just did not know how to worship Him.

One evening I came on paltalk and one of the speakers on the mic addressed me. He asked me if I have any questions, I said no. He asked if I was happy with the answers I was given, I said yes.

He asked then what was stopping me accepting Islam, I could not answer.

I went to the mosque to watch the dawn prayer. The imam asked me the same question, I could not answer.

I then went to tend to my patient, I was feeding him and as I looked in his eyes I just realized, he was brought to me for a reason and the only thing stopping me from accepting was fear…. not fear in the sense of something bad, but fear of accepting something good, and thinking that I was not worthy like this man.

That afternoon I went to the mosque and asked the imam if I could say my declaration of faith, the Shahadah.

لا إله إلا الله محمد رسول الله (lā ʾilāha ʾillà l-Lāh, Muḥammadun rasūlu l-Lāh)

There is no god except Allah, Muhammad is Allah’s messenger.

He helped me through it and guided me through what I would need to do next.

I cannot explain the feeling I felt when I said it.

It was like someone woke me up from sleep and sees everything more clearly.

The feeling was overwhelming joy, clarity and most of all…. peace.

The first person I told was not my brother but my patient.

I went to him, and before I even opened my mouth he cried and smiled at me.

I broke down in front of him, I owed him so much.

I came home logged on to paltalk and repeated the shahadah for the room.

They all helped me so much and even though I had never seen a single one of them, they felt closer to me than my own brother.

I did eventually call my brother to tell him and although he wasn’t happy, he supported me and said he would be there, I couldn’t ask for any more.

After my first week as a Muslim my patient passed away in his sleep while I was caring for him. Inna lillahi wa inna ilayhi rajioon.

He died a peaceful death and I was the only person with him.

He was like the father I never had and he was my doorway to Islam.

From the day of my Shahadah to this very day and for every day for as long as I live, I will pray that Allah shows mercy on him and grant him every good deed I perform in the tenfold.

I loved him for the sake of Allah and I pray each night to become an atoms weight of the Muslim he was.

Islam is a religion with an open door; it is there for those who want to enter it…. Verily Allah is the Most Merciful, Most Kind. “

* note * Our sister Cassie passed away October 2010 Inna lillahi wa inna ilayhi rajioon, after she gave da’wa to her brother, who had accepted Islam Alhamdulillah

Banyak ekspresi dan cara mengungkapkan rasa kangen dan rasa bersyukur memiliki.
Tapi hal paling romantis adalah dengan mendoakannya.

Saya salut dengan teman teman saya yang ikhlas menjalani hidupnya meski sulit. Menerima dengan lapang meski sempit.
Sayangnya cuma doa yang saya titipkan lewat ibadah ibadah yang belum sempurna.
Saya cuma bisa diam diam kagum mengamati betapa hati hati kalian bersinar.
Pasti sulit menempa dan membentuknya, cobaan cobaan yang kalian alami dengan sabar meski tertatih, proses penerimaan yang lebih lama.

Saya malu berhadapan dengan kalian kawan. Semoga diberi kesempatan berproses menjadi hati seindah kalian.

Semoga jalan jalan kalian dimudahkan:)

Adab tidur

Perkara ini kita lakukan setiap hari. Dan amazing sekali sebenarnya kegiatan ini. Alam ini sedikit berbeda dari biasanya dan sering memberi pelakunya waktu untuk berimajinasi.

Tidur, semuanya juga doyan. Apalagi yang lagi jaga, kompaklah setuju. #sabar ya yang lagi jaga
Dan erat hubungannya dengan dua ibadah yang amazing juga, tahajud dan sholat subuh.

Seandainya kegiatan ini berurutan, alangkah indahnya kalau dimulai dengan niat dan cara yang baik.

Caranya mudah kok, ndak butuh lebih dari 10 menit sebelum memulainya.

1. Tidurlah lebih awal, dan bangun di sepertiga malam terakhir.
Buat apa? Sholat tahajud. Amalan luar biasa, waktu waktu begitu dekatnya untuk mengadu, lapor, curhat, meminta sama Allah.

2. Berwudhu terlebih dahulu.
Tidur dalam keadaan suci. Sekaligus jika allah berkenan menghapus dosa dosa kita.

3. Posisi Kepala berada di utara, kaki di selatan. Menghadap ke kanan.

Menghadap ke kiri akan menekan jantung, dan terlentang akan memberi beban pada punggung.

4. Berdoa. Doa mau tidur, 3 surat alquran terakhir ( al falaq, al ikhlas, an nass) dan ayat qursi.

Semoga tidur kita dijaga allah. Pun jika kita berpulang di saat tudur, semoga dalam keadaan baik.

Selamat malam :)

#boleh revisi kalau ada kelalaian. Karena dibuat saat insomnia, mohon dimaafkan :)


Bahagia Itu Sederhana

3 hari yang lalu
Mendengar istri mengomel di rumah, berarti aku masih punya keluarga.

Mendengar suami masih ngorok di sebelahku berarti aku masih punya suami.

Mendengar ayah dan ibu menegurku dengan tegas berarti aku masih punya orang tua.

Merasa lelah dan pegal linu setiap sore, itu berarti aku mampu bekerja keras.

Membersihkan piring dan gelas kotor setelah menerima tamu di rumah, itu berarti aku punya teman.

Pakaianku terasa agak sempit, itu berarti aku makan cukup.

Mencuci dan menyetrika tumpukan baju, itu berarti aku memiliki pakaian.

Membersihkan halaman rumah, jendela,
memperbaiki talang dan selokan air, itu berarti aku memiliki tempat tinggal.

Mendapatkan banyak tugas yang merepotkan, itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.

Mendapatkan rekan kerja/bisnis yang mengesalkan menandakan karier/bisnis ku masih bergerak dan hidup.

Mendapatkan banyak komplain dari customer kita menandakan bahwa customer kita masih ada, masih loyal dan menginginkan kita menuju perubahan ke arah lebih baik.

Mendengar nyanyian suara yang fals, itu berarti aku bisa mendengar.

Mendengar bunyi jam alarm di pagi hari, itu berarti aku masih hidup.

Akhirnya banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari.

Berhenti mengeluh dan bersyukurlah. Bersyukur dalam setiap keadaan meski tak ada alasan untuk bersyukur sekalipun.

Repost ntah orang bijak darimana
Sejatinya kita punya waktu banyak untuk bersyukur. Untuk merenung. Saya pikir, tidak ada habisnya alasan untuk bersyukur selama kita masih hidup. Karena bernafas, berdetak, bergerak, melihat, mendengar, dan aktifnya milyaran sel ditubuh ini ada disetiap detik. Kurang apa lagi meen..

Lebih capek mana, mengeluh dengan berayukur? Sama sama berucap, sama sama kerjanya neuron motorik nervus tujuh, area broca wernicke daaan hati.

Pagi ini saya mengeluh kedinginan karena ac kereta. Kemarin saya mengeluh kepanasan karena ac kereta mati.

See..

Mau dikasih keinginan saya atau ndak, saya tetap ndak bersyukur.
Jadi bagaimana kalau sekarang dbalik,

mau dikasih keinginan saya atau ndak saya tetap bersyukur

Selamat pagi

Kita memang tidak pernah dituntut untuk menjadi perfect. Karena hanya satu orang yang mungkin bisa.

Tapi saya dengar, kita dituntut untuk menjadi "tidak apa adanya".

Menerima apa adanya membuat berhenti memperbaiki diri, membuat merasa tinggi hati.

Jadi jangan berpuas diri ya cin, selalu bisa lebih baik setiap harinya :)

Jangan lupa tetap bersyukur setiap menit setiap detik tidak ada habisnya nikmat yang diberikan. Berlipat lipat betapa baiknya sang penyayang :)

Have a Safe trip, dok :)

Seorang murid bertanya,
"Dokter tahu terlalu banyak, dokter tidak takut dibunuh?"

" Cukuplah allah bagiku"

             dr abdul mun'im idris, SpF

Saya kagum sekali dngan beliau, benar tetap berkata benar. Meskipun bisa saja menyembunyikan, meskipun banyak yg menawarkan "kemewahan".

Semoga selalu ada tempat terbaik untuk orang terbaik.

Selamat jalan dokter, smoga bisa meneruskan pengabdian dan prinsip" dokter dimanapun departemen yang saya ambil nanti.

" semoga jatuh cinta saya terakhir cuma buat suami saya"

Be grateful

Salah satu karunia terbesar adalah iman. Be grateful..

sudah berapa lama menjadi muslim? Sudahkah bersungguh sungguh menjadi muslim yang taat? # pertanyaan buat saya

Karena kita tidak akan tau sampe kapan iman masih melekat :)

Edisi G

Randomly,

Bener juga Kata bang tere, galau itu sesuatu yang dilebih lebihkan, didramatisir.

Harusnya cukup mengadu kepada yang punya hati kan, sedih, berdoalah niscaya akan tenang.

Kenapa harus macam macam dikasih soundtrack pula. Dikasih background hujan.

Back to allah, everything is clear. ILY

#edisi G

Baru baru ini saya jadi sering di rumah sakit, bukan sebagai subjek tapi sebagai objek. Saya jadi tau rasanya menunggu, sambil berfikir, khawatir dan cemas bagaimana nasib keluarga saya yang terbaring di situ.

Harus tidur dengan kamar seadanya, g peduli makan kapan,  yang  penting gimana caranya keluarga saya sembuh.

Saya malu, kadang sering ngeluh ini itu di rumah sakit saat saya menjadi subjek, seenak umbilicus nya aja ngeluh ngeluh ndak tau tempat, seolah olah yang paling susah. Sadar to nduk, sadar.

Inget, setidaknya bukan kamu atau keluargamu. Yang pernah merasakan, jadikan itu sebagai bekal kalau kamu harus bener bener sungguh-sungguh, update rasa itu penting :) #iklan mie sedap

Hembus nafas terakhir

" jangan sedih. Tinggal beberapa hari. Tinggal mencari jalan yang terang."

"Simbah pengen lebaran di rumah."

Tepat seminggu yang lalu, di saat saat sadarnya beliau berpamitan ke "nyonyanya". Mungkin beliau memberikan cukup waktu untuk hati, bersiap siap untuk menata ikhlas. Dua hari sebelum lebaran, saat ikhlas itu tak sadar datang, beliau dan penciptanya tau, inilah saatnya. Didepan semua anaknya, beliau berpamitan dan menenangkan semua akan baik baik saja. Allah lebih sayang simbah kakung dan yakin kasih sayangnya melebihi apa yang kita punya. Allah lebih tau tempat paling nyaman buat simbah. Baik baik di sana ya mbah, pada saatnya kita semua akan menyusul.

Maut kadang tak akan berpamitan, dan datang kapanpun allah menghendakinya. Kita punya banyak list rencana ke depan, jangan lupa, kematian adalah list yang pertama. Kita punya banyak list cara mencapai rencana itu, jangan lupa, persiapan kita menghadapi kematian adalah mulai sekarang.

Hari ke 29 ramadhan