Dua kaki kecil bersandal jepit itu seharusnya telah sadar dari awal. Kedatanganya hanya membuat dia sadar, dia pasti patah, hanya menyiksa dengan film film masa lalu. Melihat sepasang mata yang sama, tangan dan kaki besarnya yang sama, senyumnya, dan tawa membelah langit itu. Meneteskan air mata tak membuatnya kembali, Dia harus sadar.
Dia hanya berusaha tegar, tidak salah bukan? Diantara tawa nya ada tangis, ada luka yang terjepit jepit karena berusaha dia tutup. Dia bilang, "sudaah,,sudaahh. Cukup!"
Sudah cukup capek buat semuanya, ntah benci atau suka, itu sudah berakhir. Menajamkan apa yang dirasa tidak akan berarti apa pun.
Dan ketika bayanganya mulai pergi, ada rasa lega, rindu, dan harap. Kau tahu? Dengan secuil harap dia masih bisa lakukan apa saja, berkata ingin apa saja..dan itu sungguh menyiksa..
0 comments:
Posting Komentar