Malam takbiran dan insya allah sholat ied pertama ndak bareng bapak, ibu sama adek.

Alhamdulillah masih bisa ndenger takbiran :)

Ndak papa

Ada kalanya, saat menginginkan sesuatu saat itu juga. Sangat sangat ingin sampai semua daya sudah diupayakan, tapi ndak ada artinya kalau allah belum ridho.

Ya sudah ndak papa,
Mungkin allah akan mengganti waktunya dengan yang lebih baik :)

Jangan sampai, waktu kita sia sia, karena niat kita yg salah.

Terima kasih banyak sudah menempatkan saya di sini ya allah,

Happiness is

Bisa sedekah senyum setiap pagi disambi kuvs. Ngucapin selamat pagi, dan disenyumin balik. Bisa dapet cerita macem macem walaupun diawali sekedar nanya kabar, dari yang cuma jawab sekedarnya sampe curhat anak dan keluarganya.

Happiness is. .

Masih bisa bersyukur meskipun lagi terasa sempit.

Selamat pagii :)

Dua bulan ini pasiennya cewek semuaaa...tebak lagi di departmen apaa?

Cerita ini, kebetulan dibaca pas pagi pagi, sambil sarapan.
Bagus banget, sampai sampai brangkat koas sambil "mbrambangi ".

Kisah dari kejadian nyata

Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.

Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.

Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.

Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.

Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.

Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.

Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?

Aku menjawab: Benar.

Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!

Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.

Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu.

Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.

Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.

Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka'bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.

Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur'an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:

(وكان فضل الله عليك عظيما)

"Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar". (An Nisa': 113)

Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.

Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضي)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.

Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.

Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku.

Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara? Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tompangi.

Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.

Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku.....

Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.

Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.

Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.

Akhirnya.....aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu.

Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.

Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku.

Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.

Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.

Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.

Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah.

Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan "Selamat, anda hamil!"

Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.

Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.

Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.

Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan.

Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.

Aku dikagetkan dengan pernyataannya: "Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?

Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?

Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.

Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.

Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضى)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )

"Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur: 48)

Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.

Panik

Mengendalikan masalah apapun harus diawali dengan Mengendalikan diri, usahakan tenang tidak panik atau emosional, perbanyak zikir atau doa.
Aa gym

Dikirimi sms ini ketika panik dipanggil ujian
Ini cuma contoh,
Ndak usah ngeluh pun, Allah sudah tau apa yang dirasakan hambanya, yang paling cepat dan tanggap ngasih tangan tanganya dari mana aja.

Jangan takut, dimanapun kapanpun, Allah yang paling tau yang kamu butuhkan  :)

Turning Point

This is my turning point.
My friend said in her blog.

Umur 20tahunan.
Akan banyak hal tentang mencari.
Mencari jati diri, mencari profesi, mencari teman hidup juga misalnya #hihihi
dan, semuanya akan dimulai dengan pertanyaan kenapa? Kenapa saya harus milih ini, kenapa saya harus di sini? kenapa saya harus capek capek disini?

Bisa jadi, akan ada orang yang membuat jalannya cukup mengalir. Tanpa banyak pertanyaan, cukup jalan saja, cukup diangkat saja kakinya.

Setelah bertanya tanya kenapa. Saya sudah sampai disini. Saya harus melangkah kemana lagi, saya ambil jalan yang mana. Akhirnya saya ketemu jawabannya.

"Asalkan Dia suka, asalkan Dia ridho, jadi saya akan ambil jalan itu."

Turning point.

dari tumblr :)









First












Dad is a son’s first hero and a daughter’s first love


Ps : Repost from tumblr )

Ketika para perempuan meributkan siapa cinta pertamanya, tanpa disadari para perempuan sudah memilikinya, tanpa disadari dan tanpa bisa memilih :)

23 yo :))

Saya bersyukur, nikmat-Nya tak pernah lepas dalam waktu 23 tahun.  Dengan banyak kesalahan yang saya perbuat, Dia yang paling setia mendengarkan, kapanpun dimanapun. Sesuka hati saya datang, dan saya sangat menyesal, kadang saya pergi, melupakan.  Dia yang merangkul mimpi-mimpi saya, membuatnya menjadi nyata, walaupun tidak selalu sejalan, mimpi saya tetap terwujud, dengan polesan tangan-tangan Nya, dan menjadi beginilah saya sekarang. Dan saya maasih saja bersyukur, karena sampai detik ini, Dia membiarkan saya memiliki pagi dengan mimpi-mimpi baru.
Seharusnya saya tidak harus bersedih, dengan berkurangnya umur ini, semakin berkurang akan semakin dekat pertemuan dengan Nya, begitu bukan?
Tapi saya tidak percaya diri untuk yang satu ini, apa saya sesungguhnya benar benar ditrima oleh Nya? Atau saya hanya bertepuk sebelah tangan, a'udzubillahimindzalik..
Harapan saya, jangan pernah acuhkan saya. Plis..
Itu akan menjadi hal yang paling menyedihkan, jika tujuan saya pergi, lantas saya harus kemana?

Akan segera menjadi 23 tahun, kesempatan datang kembali, semoga saya semakin berlari,
Terima kasih banyak, sudah memberikan banyak hadiah orang-orang terbaik disekitar saya, setiap hari :)

Engkau, wahai dzat yang sangat mengerti bagaimana saya, tidak ada lagi yang saya minta, lebih dari cukup untuk hari hari kemarin, Terima kasih telah membiarkan saya tertawa, tersenyum, kadang mengeluh, kadang menangis, bersemangat, kecewa, patah hati, jatuh cinta, rasa nyaman, rasa aman, kasih sayang,  rasa lapar dan haus, Terimakasih untuk profesi yang banyak menyadarkan saya, terima kasih untuk tidak membiarkan saya jauh di negeri sakura, Terima kasih untuk mebiarkan saya utuh sampai detik ini, Terima kasiiiih. I love you so much in my '23' Years Old :))