tanggal 1 januari

Hari minggu.
TKP : kos
Siang siang, udara tanggung dan ngegantung, hujan enggak, panas juga engga. Angin juga rada galau pisan. Sebentar sebentar sepoi sepoi, berlanjut tenang melenakan.
Selesai sholat berdua dengan salah seorang sahabat, memecah suasana dengan berbicara banyak keinginan dan bisa dibilang mimpi yang benar benar ingin untuk direalisasikan. dan jawaban yang selalu diberikan : Do, cin! Do!
Posisi pertama duduk, terus nglendot di dinding, lama lama semakin turun terus berbaring. rasanya lebih asoy lagi kalau diatas langsung tembus awan dan dinaungi pohon rindang.
Tiba tiba,

"dubraakk"
"Baca ini nih, cepet. Bagian ini, 3 lembar doang kok. "
Sumpah, menggoda iman banget disodorin novel ini. Aku lagi ujiaaaaann.
Dan disalah satu halaman :


"Itulah hakekat sejati kebahagiaan hidup dam. Hakikat itu berasal dari hati kau sendiri. Bagaimana kau membersihkan dan melapangkan hati, bertahun tahun berlatih, bertahun tahun belajar membuat hati lebih lapang, lebih dalam, dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak, kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang, pangkat, jabatan, semua itu tidak hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat,  hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, itu semua juga datangnya dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan."

" Itulah hakikat sejati kebahagiaan, dam. Ketika kau bisa membuat hati bagai danau dalam dengan sumber air sebening air mata. memperolehnya tak mudah, kau harus terbiasa dengan kehidupan bersahaja, sederhana dan apa adanya. Kau harus berkerja keras, sungguh sungguh , dan atas pilihan sendiri memaksa hati kau berlatih. "
(Tere-Liye , Ayahku (bukan) Pembohong)

Melting.

Dan ..

Nohok.

Saya suka bagian yang mengatakan bahwa mendapatkan hati yang lapang itu g instan. Untuk menerima dan apa adanya itu butuh latihan, berulang ulang, bisa jatuh bangun, bisa sampai salto salto bahkan.
Bukan apa yang kita dapat, tapi apa yang kita punya(hati).


Saya tidak bilang saya sudah sampai tahap itu. Saya masih banyak ingin ini dan itu. Dan hati perempuan saya masih suka berkeinginan memiliki ini dan itu. 

Tapi perubahan tak bisa menunggu, besok sajalah, kalau sudah beginilah begitulah.

Semuanya bisa dimulai dari SEKARANG, detik ini dan tahun ini.

from google



Dan. .

Percaya g percaya, semua detail yang ada sudah direncanakan seindah indahnya dari yang di atas.
Bahkan mungkin kearah mana daun akan jatuh dan arah angin di setiap musim.
Setiap inci langkah sebuah ulat yang sampai ke bajumu, pasti ada sesuatu.
Bisa saja kau tahu apa sebabnya, bisa saja akan menjadi pertanyaan sampai nanti. 

dan pertanyaan kenapa begini, kenapa begitu, kenapa aku disini, kenapa, kenapa dan kenapa.
Dan kenapa harus esok, bukan sekarang?

everything have 'the right time', ,the best scenario that we ever had. 

bukan saja masalah waktu, tapi masalah orang, subjek, objek, tempat, dan semua nya.
dan mungkin saja jika kamu tau, semua mungkin ada begitu banyak benang merah yang rumit. yang tak kamu mengerti karena keterbatasan yang kita miliki. 

Dan apakah kita berhak protes? 
dunia pikiran kita tak seluas yang Dia punya. 

Suatu saat kita akan menganga, ketika kita diberi kesempatan untuk mengerti. .




Rumah Panti

Dan cukup lama termenung di depan bangunan ini, seolah mengagumi hujan berdentang dentang di atas kepalaku. Mengetukku menyambut teriakan teriakan tanpa nada, bebas merambas.
Segera masuk, segera masuk.

Putih apa adanya. Berderet deret foto tua bersahaja. Kursi kursi merah kuno ala kadarnya, beralas ubin ubin abu, cukup tau aku rumah ini begitu sederhana. Suara suara itu menarikku masuk, memaksa.

Lorongnya sebentar, anak anak itu berlarian ke arahku,
" minta pangkuu, minta pangkuu."

Seketika berfikir sebentar. Sesederhana itu, permintaan mereka. Teringat masa kecilku dengan bertumpuk mainan sampai tercecer karena kepenuhan. Begitu mudah menunjuk sesuatu dan akhirnya pulang menenteng sekresek barang pilihan. Mungkin banyak diluar sana, anak anak dengan  rumah lengkap, dengan keluarga lengkap dan hasrat memiliki sesuatu yang selalu terpenuhi.

Anak- anak ini, ,

Kegembiraannya sudah lebih dari cukup ketika dipangku, diajak bercanda, bermain tepukan tangan , sepotong kue dan susu.

. . . . .

Seharusnya aku lebih banyak lagi bersyukur. .