Rumah Panti

Dan cukup lama termenung di depan bangunan ini, seolah mengagumi hujan berdentang dentang di atas kepalaku. Mengetukku menyambut teriakan teriakan tanpa nada, bebas merambas.
Segera masuk, segera masuk.

Putih apa adanya. Berderet deret foto tua bersahaja. Kursi kursi merah kuno ala kadarnya, beralas ubin ubin abu, cukup tau aku rumah ini begitu sederhana. Suara suara itu menarikku masuk, memaksa.

Lorongnya sebentar, anak anak itu berlarian ke arahku,
" minta pangkuu, minta pangkuu."

Seketika berfikir sebentar. Sesederhana itu, permintaan mereka. Teringat masa kecilku dengan bertumpuk mainan sampai tercecer karena kepenuhan. Begitu mudah menunjuk sesuatu dan akhirnya pulang menenteng sekresek barang pilihan. Mungkin banyak diluar sana, anak anak dengan  rumah lengkap, dengan keluarga lengkap dan hasrat memiliki sesuatu yang selalu terpenuhi.

Anak- anak ini, ,

Kegembiraannya sudah lebih dari cukup ketika dipangku, diajak bercanda, bermain tepukan tangan , sepotong kue dan susu.

. . . . .

Seharusnya aku lebih banyak lagi bersyukur. .

0 comments:

Posting Komentar