Alur

Telah letih langkahku dan terasa berat
Cukup banyak kesalahan kubuaat
Di mimpiku kudengar bunyi suaramu
Yang memanggilku pulang ke dalam hatimu
Karena hanyalah hatimu rumah terindah

Seperti kata shera,, ketika lelah telah melanda, rasanya melangkah selangkahpun tak sanggup. Gundah dan suara hati berontak ingin berhenti,cukup. Semua masalah dan kata yang tak terucap tumpah pecah tak terbendung. Mungkin memang itu rasanya jika harus bertahan di suatu keaadan terhimpit sulit, tak menemukan cabang mana yang tepat untuk dipilih. Ada yang melangkah pergi, memaksa memutar balik alur yang sudah dijalani, atau memilih satu jalan dengan resiko cabang cabang yang lain muncul,,atau mungkin kurang beruntung dan jatuh di jurang jaln yang dibuat sendiri.
Tapi kadangkala, tak sebobrok itu. Berkelok kelok belum tentu tak sampai pada tempatnya. Ada badai, belum tentu kita Terhanyut. Ada petir,tak pasti terpelintir dan tersambar. Benar-benar tak seburuk itu.
Hidup ini indah
Bila kau tau,jalan mana yang benar. . .

Lirik ini cukup, buat berkata bahwa hidup itu berwarna. Lebih cerah dari pensil warnamu.
Itulah hidup, seperti meniti sendiri-sendiri jalan logika atau dengan hati. Uniknya, tiap orang berbeda, tiap orang membuat sendiri jalanya masing masing, menentukan sendiri rumah terakhir yang dituju tanpa saling menabrak. Rasanya seperti ada jalan khayal di tiap sudut rumah,menuntun setiap insan kea rah mimpinya masing masing.  Entah sukses atau gatot,,gagal total..
unik,unik sekali. Itulah hidup.
Kadang ada senyum. Kadang ada tangis. Kadang ada marah. Atau benci. Ada persahabatan. Ada cinta. Ada keluarga. Ada sahabat.
Tak habis komponen ini disebut. Semuanya terangkum satu dalam buku cerita diriku,dirimu,dirinya, diri kita dan mereka.



0 comments:

Posting Komentar