Holiday List, Imogiri

        Pindah di tempat yang baru, dan penyesuaian yang baru lagi, mungkin bisa jadi hal yang cukup bikin stres, apalagi memulai pekerjaan baru yang ndak kalah banyak tekanannya. Di fase fase ini, alhamdulillah tetep dikasih banyak kesempatan buat ngasih jeda, buat “bernafas”.

        Tapi punya liburan cukup lama, biasanya cukup membuat saya bingung juga. Libur tanpa planning akan bikin banyak penyesalan karena rasanya cepet banget, dan berakhir di rumah, sama gadget, sama film, sama kasur. Hehehe, menurut saya nggak hidup. Akhirnya, saya banyak bikin janji janji buat diri saya sendiri untuk beberapa hal simple, seperti harus pergi ke alam setidaknya sekali, beberapa hal soal ibadah yang kacau kalau pas nggak libur, olahraga buat badan yang melebar karena makan nggak sehat, atau ngabisin waktu sama orang orang yang bikin kangen selama perantauan XD. Nulis ini juga salah satu janji saya, harusnya liburan lalu hehehe

         Salah satu holiday list saya setiap libur adalah jalan jalan ke alam, percaya, lebih menarik daripada pergi ke mall. Sebelum libur, saya udah janjian sama temen sma saya, yang sama sama suka alam, dan selalu kangen buat jalan jalan lagi. Sebelumnya, kami sudah jalan jalan bareng ke Banyuwangi ( ke ijen, Baluran dan sekitaranya), ke Bromo, dan beberapa pantai di Jogja. Dan semoga berlanjut sampai nemu partner jalan jalan pribadi buat seumur hidup #eaa


          Hari sabtu, temen saya A, sengaja menginap di rumah, karena pengen berburu sunrise ke Imogiri (ceritanya), yang berakhir kesiangan, bukan karena telat bangun, tapi aktivitas pagi yang nggak bisa dicepetin. Nggak sempet makan apa apa, Cuma sempet bawa botol minum dan beberapa pisang dan crackers. Menurut saya, Jalan jalan lebih berkesan bawa bekal sendiri, sesederhana apapun bekalnya. 

Jalan jalan ke daerah gunung paling enak naik motor, jalannya sudah teduh, udaranya sejuk bikin bersyukur
                Destinasi pertama adalah kebun buah mangunan, berharap bisa liat kelokan awan yang membentuk sungai, karena memang pemandangan utama disana adalah gardu pandnag dengan gunung gunung dan sungai yang membelah diantaranya. Tapi ternyata kami kepagian, alhasil penuh kabut dan yang bisa dilihat adalah kabut, dan kabut. Mungkin kami bisa menunggu, tapi dengan kondisi disana yang penuh orang, dan melihat kondisi kabut yang tidak berkurang, bahkan semakin tebal, akhirnya kami memutuskan tidak menunggu. hmm, semakin membuktikan saya kurang beruntung dengan pemnadangan pagi. 
  
Pemandangan dari gardu pandang. Mataharinya yang sembunyi samar samar, tetep berasa pagi yang benar benar harus disyukuri. Biasanya ndak merhatiin, tiba tiba keluar rumah sudah siang.

Akhirnya kami lanjut ke hutan pinus, karena kami harus makan karena lapar, hmm kami doyan makan dan nggak diet :D





Bekal kami

             Selesai dari hutan pinus, kami lanjut ke tempat wisata baru, yang bahkan masih menunggu peresmian dari dinas pariwisata, Puncak Becici. Puncak Becici ini sebenernya sebuah puncak dipinggir tebing, dengan pemandangan bukit bukit sekitarnya yang hijau. Ada beberapa gubuk untuk duduk dan tempat berfoto di atas pohon, ala ala kali suci. 


Jalan menuju puncak Becici yang masih diperbaiki, jalannya cukup licin terutama sehabis hujan, karena tanahnya seperti tanah liat.
Pemandangan dari puncak Becici, meskipun sudah beranjak siang, masih sejuk kok. Jangan kaget kalau bawannya ngantuk dan pengen tidur.

No filter, pemandangan di belakang memang bagus banget.
Masih banyak surga di Jogja yang belum dikunjungi, mungkin nggak akan habis karena ada lagi dan lagi. Hmm, pasti jadi tempat yang ngangenin 






0 comments:

Posting Komentar